Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan.
Topologi ini banyak digunakan di
berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah, megurangi dan mendeteksi
kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang
kabel yang dapat menyebabkan (loss effect)
karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.
Karateristik topologi Star adalah:
a)
Setiap node berkomunikasi
langsung dengan central node, traffic data mengalir dari node ke central node dan kembali lagi.
b)
Mudah dikembangkan karena setiap node hanya memiliki kabel yang langsung terhubung ke central node.
c)
Keunggulan jika
terjadi kerusakan pada salah satu node
maka hanya pada node tersebut yang
terganggu tanpa mengganggu jaringan lain
d)
Dapat digunakan kabel lower
karena hanya menghandle satu traffic node dan biasanya menggunakan kabel UTP
Gambar 5. Jaringan
dengan Topologi Star
Persiapan
yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan
yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
a)
Kartu
Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
Sebuah kartu jarinagn (LAN Card) yang
terpasang pada slot ekspansi pada
sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga
komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan menggunakan
topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.
|
|
|
|
|
Gambar 6.
a. Kartu jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor BNC dan RJ45
b. Kartu
jarinagn (LAN Card) PCI dengan konektor RJ 45
b) Kabel dan Konektor
Kabel yang
digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit
satu sama lain dengan tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari
dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4
pasang / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai
dengan 100 mbps tetapi mempunyai jarak pendek yaitu maximum 100m.
Umumya
di Indonesia warna kabel yang terlilit adalah (orange-putih orange),
(hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan (biru-putih biru).
Gambar
7. Kabel Jenis UTP (Unshielded
Twisted Pair)
Konektor yang
digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair)
yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel menggunakan tang
khusus yakni Cramping tools.
a b
Gambar 8
a. Konektotor RJ 45 b. Cramping tools
Gambar 9. Susunan Konektor dan Pengkabelannya
id="3
� u e � �S o:spid="_x0000_i1029"
type="#_x0000_t75" alt="381733553" style='width:102.75pt;height:76.5pt;
visibility:visible'>
a b c
Gambar 4. Jenis-jenis Konektor
BNC
a. Konektor BNC, b. Terminator BNC, c. T BNC
mso� \ c r � �S �
Gambar
5. Kabel Jenis Serat Optik
Gambar 6. Konektor untuk Kabel Jenis Serat Optik
(2) Jenis Kabel UTP dengan konekor RJ45.
Gangguan atau kerusakan pada kabel jenis ini adalah konektor yang tidak
terpasang dengan baik (longgar), susunan pengkabelan yang salah dan kabel
putus. Indikasi yang dapat dilihat adalah lampu indikator yang tidak hidup pada
kartu jaringan atau pada Hub/switch.
Jaringan menggunakan kabel UTP kesalahan yang muncul relatif sedikit, karena
jaringan terpasang menggunakan topologi star,
workstation terpasang secara paralel
dengan menggunakan swicth/hub. Sehingga
yang terjadi gangguan hanya pada workstation
yang kabelnya mengalami gangguan saja.
Gambar 7.
Kabel Jenis UTP (Unshielded Twist Pair) dan
Penampangnya
Gambar
8.Konektor RJ45 untuk Kabel Jenis UTP
(3) Jenis
kabel Coaxial dengan konektor BNC. Kabel jenis coaxial memiliki akses yang cukup lambat bila dibandingkan jenis
kabel lainnya dan sering terjadi gangguan karena konektor yang longgar (tidak
konek), kabel short dan kabel terbuka resistor pada terminating conector. Short pada
pemasangan kabel dengan plug konektor ini menyebabkan system jaringan akan down dan komunikasi antar komputer
berhenti.
Gambar 9.
Kabel Jenis Coaxial
a b c
Gambar 10. a.
Konektor BNC; b. Terminator BNC;
c. T BNC
Dalam
sistem jaringan LAN komponen satu dengan yang lainnya adalah saling berkaitan
dan berhubungan, maka dalam proses diagnosa kerusakan pada jaringan harus
dilakukan dengan terstruktur dan sistematis. Hal ini untuk mempermudah dalam
proses perbaikan jaringan. Selain perbaikan perlu juga dilakukan perawatan
jaringan agar kondisi jaringan optimal dan normal. Jangan sampai melakukan
perawatan jika terjadi kerusakan saja, karena dengan melakukan perawatan secara
berkala biaya yang dikeluarkan akan lebih sedikit dibandingkan melakukan
perawatan saat terjadi kerusakan saja. Kinerja jaringan yang tidak terawat
menyebabkan komunikasi data menjadi lambat.
trims untuk infonya,,
BalasHapuskunjungi dan komen back di http://www.ayuv-1.blogspot.com